Investasi saham memerlukan strategi yang matang agar keputusan yang diambil didasarkan pada data dan bukan sekadar spekulasi. Dalam dunia investasi, analisa menjadi alat utama untuk memahami nilai dan potensi saham yang akan dibeli atau dijual. Secara umum, analisa saham terbagi menjadi dua pendekatan utama: analisa fundamental dan analisa teknikal.

Ada investor yang sepenuhnya mengandalkan salah satu pendekatan ini, baik analisa fundamental maupun teknikal. Di sisi lain, banyak yang memilih mengombinasikan keduanya untuk mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif. Pendekatan ini sering kali melibatkan penggunaan analisa fundamental untuk memilih saham, dan analisa teknikal untuk menentukan waktu terbaik membeli atau menjual saham. Strategi ini dianggap dapat mengoptimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko.

Namun, pendekatan ini juga memiliki pro dan kontra. Sebagian investor meyakini bahwa kombinasi fundamental dan teknikal memberikan hasil yang lebih maksimal, sementara yang lain merasa bahwa fokus pada satu metode sudah cukup tergantung pada gaya investasi masing-masing.

Memahami kelebihan dan keterbatasan kedua pendekatan adalah langkah awal yang penting untuk menentukan metode analisa yang paling sesuai bagi kebutuhan investasi Anda. Bagi sebagian investor, pendekatan tunggal sudah cukup, sementara bagi yang lain, kombinasi fundamental dan teknikal menjadi pilihan terbaik untuk menghadapi dinamika pasar yang kompleks.

Sebelum menentukan pilihan pendekatan yang paling sesuai, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu analisa fundamental dan analisa teknikal serta bagaimana keduanya dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasi.

 

ilustrasi jantung dan grafik

ilustrasi jantung dan grafik

 

Analisa Teknikal

Analisa teknikal adalah metode yang digunakan untuk memprediksi tren harga saham dengan mempelajari data pasar yang lampau, seperti pergerakan harga dan volume perdagangan. Investor atau trader yang menggunakan pendekatan ini percaya bahwa semua informasi yang relevan telah tercermin dalam harga saham. Mereka mengambil keputusan untuk membeli atau menjual berdasarkan pola tertentu yang muncul pada grafik harga dan volume.

Alat yang digunakan dalam analisa teknikal meliputi grafik harga, indikator teknikal seperti Moving Averages, RSI, dan MACD, serta pola candlestick. Metode ini umumnya digunakan oleh trader jangka pendek hingga menengah karena fokusnya pada fluktuasi harga dalam waktu singkat.

Kelebihan analisa teknikal adalah kemampuannya memberikan panduan waktu terbaik untuk bertransaksi, kemudahan penerapan dengan bantuan teknologi, dan kesesuaiannya untuk memanfaatkan peluang dalam pergerakan harga jangka pendek. Namun, metode ini memiliki keterbatasan, seperti kurangnya pertimbangan terhadap kondisi fundamental perusahaan dan risiko kesalahan sinyal dalam pasar yang tidak stabil.

 

Analisa Fundamental

Analisa fundamental adalah pendekatan yang berfokus pada menilai nilai intrinsik saham berdasarkan kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan. Metode ini menggunakan data dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta laporan lainnya untuk memahami stabilitas perusahaan dan prospek pertumbuhannya. Selain itu, analisa fundamental juga memperhitungkan kejadian-kejadian yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Rasio-rasio keuangan seperti Price-to-Earnings Ratio (PER), Return on Equity (ROE), dan Debt-to-Equity Ratio (DER) menjadi alat utama dalam pendekatan ini, bersama dengan analisis industri dan kondisi ekonomi makro. Metode ini lebih cocok untuk investor jangka panjang yang mencari pertumbuhan nilai aset dalam waktu bertahun-tahun.

Kelebihannya adalah kemampuannya memberikan gambaran mendalam tentang stabilitas keuangan perusahaan, membantu memilih saham undervalued dengan potensi keuntungan jangka panjang. Namun, analisa fundamental membutuhkan waktu dan keahlian untuk mengevaluasi data yang kompleks serta tidak memberikan panduan yang jelas mengenai waktu terbaik untuk membeli atau menjual saham.

 

Pro dan Kontra

Dalam praktiknya, terdapat dua kelompok utama investor yang sering disebut sebagai teknikalis dan fundamentalis. Teknikalis adalah investor atau trader yang sepenuhnya bergantung pada analisa teknikal, dengan keyakinan bahwa pola harga historis sudah mencerminkan semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Teknikalis juga tidak percaya bahwa data keekonomian dapat menjadi penentu kondisi suatu perusahaan di masa depan, karena bagi mereka fokus utama adalah analisis pola harga dan volume perdagangan.

Sebaliknya, fundamentalis adalah investor yang mengandalkan analisa fundamental dalam pengambilan keputusan. Mereka percaya bahwa pergerakan harga saham di masa lalu tidak dapat mencerminkan kondisi saham di masa depan. Bagi seorang fundamentalis, fluktuasi harga dalam jangka pendek dianggap kurang relevan selama prospek bisnis perusahaan tetap baik, karena fokus mereka adalah pada nilai intrinsik perusahaan berdasarkan data keuangan dan ekonomi.

Meski terdapat perbedaan yang signifikan, ada juga pandangan bahwa faktor fundamental dan teknikal adalah satu kesatuan yang saling memengaruhi dalam pembentukan harga saham di masa depan. Dengan beragam pendekatan ini, muncul pertanyaan: mana yang sebaiknya dipilih?

 

Mengembangkan Kemampuan Analisa

Mengembangkan kemampuan analisa saham memerlukan pemahaman dan keterampilan khusus yang berbeda tergantung pada pendekatan yang digunakan, baik teknikal maupun fundamental.

Dalam analisa teknikal, kemampuan utama yang harus dimiliki adalah memahami cara membaca grafik harga dan volume, mengenali pola pergerakan seperti double top atau head and shoulders, serta menggunakan indikator teknis seperti moving average, MACD, dan RSI.

Sebaliknya, analisa fundamental membutuhkan kemampuan yang lebih mendalam dan luas. Investor harus mampu membaca dan memahami laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas. Selain itu, penting untuk menguasai perhitungan rasio-rasio keuangan, seperti PER, PBV, ROE, dan rasio utang.

Kemampuan untuk menganalisa industri, memahami dampak kondisi ekonomi makro, dan mengevaluasi faktor eksternal yang memengaruhi kinerja perusahaan juga diperlukan. Proses ini menuntut pemikiran strategis untuk menilai prospek perusahaan dalam jangka panjang.

Dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mempelajari analisa teknikal jauh lebih singkat dibandingkan dengan analisa fundamental. Hal ini disebabkan oleh fokus analisa teknikal yang lebih spesifik pada pola harga dan volume, serta ketersediaan berbagai alat bantu yang memudahkan penggunaannya.

Investor dapat dengan cepat memahami dasar-dasar teknikal dengan mempelajari grafik dan indikator teknis yang sudah banyak tersedia di platform perdagangan saham. Sementara itu, analisa fundamental mencakup cakupan yang lebih luas dan memerlukan waktu lebih lama untuk menguasai kemampuan membaca laporan keuangan, mengevaluasi rasio keuangan, serta memahami faktor ekonomi makro yang memengaruhi kinerja perusahaan.

 

Penerapan Analisa

Penerapan analisa teknikal dan fundamental dalam investasi saham memiliki pendekatan yang berbeda sesuai dengan tujuan dan kebutuhan investor. Kedua metode ini memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing, yang dapat memengaruhi strategi serta hasil investasi. Pemahaman terhadap perbedaan ini membantu investor menentukan metode yang sesuai. Mari kita lihat perbedaan penerapan keduanya dalam berbagai aspek berikut ini.

 

1. Sumber Informasi

Analisa teknikal menggunakan data pasar historis seperti pergerakan harga dan volume perdagangan. Informasi ini biasanya sudah tersedia di aplikasi perdagangan saham, sehingga investor tidak perlu repot mencarinya dari sumber lain. Hal ini membuat analisa teknikal lebih mudah diakses dan diterapkan.

Sebaliknya, analisa fundamental memerlukan banyak sumber informasi tambahan, seperti laporan keuangan, langkah strategis perusahaan, prospek bisnis, hingga kondisi ekonomi makro yang memengaruhi kinerja perusahaan. Mengumpulkan dan menganalisis informasi ini membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga dibandingkan analisa teknikal.

 

2. Waktu Transaksi

Dalam hal waktu transaksi, analisa teknikal membutuhkan perhatian yang lebih intensif dan lebih sering. Pergerakan harga saham yang terjadi secara real-time mengharuskan investor teknikal untuk memonitor harga dan indikator pasar secara berkala, bahkan setiap menit atau jam, tergantung strategi yang digunakan.

Sebaliknya, analisa fundamental hanya memerlukan evaluasi secara berkala, seperti setiap kuartal atau tahunan, dengan fokus pada laporan keuangan perusahaan. Hal ini menjadikan analisa fundamental lebih sesuai bagi investor yang tidak ingin terlalu sering memantau pasar dan lebih tertarik pada investasi jangka panjang.

 

3. Menilai Valuasi

Analisa teknikal tidak secara langsung menilai apakah sebuah saham memiliki valuasi murah atau mahal. Keputusan beli atau jual lebih didasarkan pada pola harga dan sinyal teknikal yang muncul pada grafik. Hal ini dapat menyebabkan investor membeli saham dengan valuasi mahal atau menjual saham dengan valuasi murah yang sebenarnya masih memiliki potensi kenaikan lebih lanjut.

Sebaliknya, analisa fundamental memberikan penilaian valuasi berdasarkan kondisi keuangan perusahaan. Investor fundamental mencari saham dengan valuasi murah berdasarkan kinerja dan prospek perusahaan, serta cenderung menahannya untuk jangka panjang hingga harga saham mencerminkan nilai sebenarnya.

 

4. Frekuensi Jual Beli dan Tingkat Stres

Investor yang menggunakan analisa teknikal biasanya memiliki frekuensi jual beli yang lebih tinggi, terutama jika saham yang diperdagangkan memiliki volatilitas tinggi. Keputusan jual atau beli sering kali dilakukan berdasarkan sinyal teknikal yang menunjukkan perubahan arah pasar.

Tidak jarang keputusan ini diambil sebelum investor sempat memperoleh keuntungan, terutama jika pola harga atau sinyal berbalik arah. Kondisi ini sering menimbulkan stres karena investor teknikal harus terus memantau pergerakan harga dan bereaksi cepat terhadap perubahan pasar.

Sebaliknya, investor fundamental cenderung memiliki frekuensi jual beli yang rendah. Keputusan investasi didasarkan pada analisa jangka panjang, dengan waktu tunggu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pendekatan ini memungkinkan investor fundamental untuk menghindari tekanan akibat fluktuasi harga harian.

 

5. Kapasitas Mengelola Portofolio

Untuk investor yang ingin menganalisis banyak saham dalam waktu singkat, analisa teknikal lebih efisien karena hanya memerlukan pemantauan pola harga dan sinyal dari grafik. Investor dapat dengan cepat mengidentifikasi peluang pada berbagai saham yang diperdagangkan.

Sebaliknya, analisa fundamental membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari laporan keuangan dan kondisi perusahaan. Namun, jika portofolio semakin besar, analisa teknikal membutuhkan waktu lebih banyak untuk memonitor secara berkala semua saham yang dimiliki. Sementara itu, analisa fundamental hanya memerlukan evaluasi secara berkala, seperti setiap kuartal, sehingga memungkinkan investor untuk mengelola portofolio yang lebih luas.

 

6. Lingkup Pilihan Saham

Analisa teknikal sangat bergantung pada likuiditas saham. Saham yang diperdagangkan dengan volume tinggi lebih mudah dianalisis menggunakan teknik ini karena data historis yang cukup tersedia untuk menganalisis pola pergerakan harga. Saham dengan likuiditas rendah atau yang tidak aktif diperdagangkan sulit untuk dianalisis secara teknikal karena pola pergerakan harganya tidak konsisten atau bahkan tidak terbentuk sama sekali.

Sebaliknya, analisa fundamental dapat diterapkan pada semua saham, termasuk saham dengan likuiditas rendah, karena fokusnya adalah pada kinerja dan prospek bisnis perusahaan. Dengan demikian, analisa fundamental menawarkan lingkup pilihan saham yang lebih luas dibandingkan analisa teknikal.

 

7. Logika Investasi

Dengan analisa fundamental, alasan untuk membeli atau menjual saham lebih mudah diterima dan dijelaskan secara logis. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menghasilkan laba bersih satu juta per tahun dan dihargai lima juta, pembelian saham dengan valuasi tersebut didasarkan pada harapan pengembalian modal dalam lima tahun. Pendekatan ini memberikan landasan yang jelas bagi keputusan investasi.

Sebaliknya, analisa teknikal sering kali mengandalkan pola harga atau sinyal grafik yang interpretasinya bisa berbeda antara satu investor dengan yang lain. Hal ini sering kali membuat alasan untuk membeli atau menjual saham berdasarkan analisa teknikal sulit diterima oleh orang lain.

 

8. Kondisi Pasar Bullish dan Bearish

Dalam kondisi pasar bullish, di mana harga saham cenderung naik secara konsisten, analisa teknikal sering kali memberikan sinyal beli terhadap mayoritas saham. Hal ini terjadi karena indikator teknikal seperti pola tren dan volume perdagangan umumnya menunjukkan momentum yang positif.

Namun, pada masa ini, investor harus berhati-hati, karena kenaikan harga saham sering kali tidak didasari oleh fundamental perusahaan yang kuat. Banyak saham dengan kondisi fundamental yang buruk ikut mengalami kenaikan akibat sentimen pasar atau aksi spekulasi. Jika tidak selektif, investor berisiko terjebak membeli saham “busuk” yang hanya naik sementara dan berpotensi mengalami penurunan tajam.

Sebaliknya, analisa fundamental memungkinkan investor untuk lebih rasional dalam mengambil keputusan. Investor dapat menjual saham yang telah mencapai valuasi mahal atau tetap mempertahankan saham dengan valuasi wajar yang masih memiliki potensi kenaikan di masa mendatang.

Di sisi lain, pada kondisi pasar bearish, ketika harga saham cenderung turun secara signifikan, analisa teknikal menjadi lebih menantang. Penurunan harga yang berkelanjutan sering menghasilkan sinyal jual, yang dapat memicu kepanikan dan membuat investor melewatkan peluang pembalikan tren.

Namun, dalam analisa fundamental, kondisi pasar bearish justru membuka peluang besar. Investor dapat menemukan saham-saham dengan valuasi murah atau menambah porsi kepemilikan pada saham berkualitas yang sudah dimiliki dengan harga yang lebih rendah.

Dengan pendekatan ini, investor tidak terpengaruh oleh sentimen pasar jangka pendek, melainkan fokus pada kualitas fundamental perusahaan, sehingga dapat memanfaatkan dinamika pasar untuk membangun portofolio yang kuat.

 

ilustrasi grafik dan roda

ilustrasi grafik dan roda

 

Menentukan Pilihan

Dengan berbagai perbedaan antara analisa teknikal dan fundamental, pilihan metode yang tepat akan bergantung pada tujuan, kebutuhan, dan tingkat kesiapan Anda dalam mempelajari keterampilan yang diperlukan.

Jika Anda adalah seorang investor yang hanya sesekali melakukan jual beli saham atau berencana untuk berinvestasi dalam waktu singkat, serta dengan nilai investasi yang kecil, mempelajari analisa fundamental dan laporan keuangan mungkin terasa berlebihan.

Dalam kasus ini, analisa teknikal bisa menjadi pilihan yang lebih sesuai, karena memungkinkan Anda untuk membuat keputusan dengan cepat berdasarkan pola pergerakan harga dan volume saham, tanpa perlu mempelajari kondisi keuangan perusahaan secara mendalam.

Namun, jika tujuan Anda adalah berinvestasi untuk jangka panjang atau dengan jumlah investasi yang besar, maka mempelajari analisa fundamental sangat disarankan. Dengan menguasai cara membaca laporan keuangan, memahami rasio-rasio keuangan, serta menganalisis faktor eksternal yang memengaruhi kinerja perusahaan, Anda akan mampu membuat keputusan yang lebih matang dan lebih percaya diri.

Analisa fundamental memberi dasar yang lebih kuat untuk memilih saham dengan prospek pertumbuhan jangka panjang yang solid, serta membantu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin tidak tampak pada fluktuasi harga jangka pendek. Oleh karena itu, bagi investor jangka panjang dengan investasi yang signifikan, pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan prospek perusahaan melalui analisa fundamental adalah kunci untuk mengelola risiko dan meraih keuntungan yang optimal.

Ada saatnya pasar mengalami koreksi, di mana harga saham mulai turun dan masuk dalam masa bearish, dengan hampir seluruh saham mengalami penurunan. Pada masa ini, saham perusahaan yang memiliki fundamental kuat biasanya akan bertahan, sementara saham perusahaan yang lemah akan mulai berjatuhan.

Dalam jangka panjang, fundamental perusahaanlah yang akan menentukan arah pergerakan harga saham. Perusahaan dengan kinerja baik akan melihat harga sahamnya naik seiring waktu, sementara perusahaan yang buruk akan tenggelam.

Dengan demikian, apakah bijaksana untuk mengandalkan analisa teknikal yang berfokus pada fluktuasi harga dan volume, ataukah saatnya untuk mempertimbangkan analisa fundamental sebagai dasar pengambilan keputusan investasi yang lebih kokoh dan berkelanjutan?